Wednesday, December 7, 2016

Sumber Data Populasi dan Teknik Sampling

PENDAHULUAN

Segala puji hanya bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan, memohon perlindungan dan ampunan dari segala dosa-dosa yang kita lakukan. Karena rahmat dan inayah Allah c, Alhamdulillah pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Sumber Data Populasi dan Teknik Sampling. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada utusan Allah c  dan hamba-Nya, yakni Nabi Muhammad g. Sebelum pemakalah membahas lebih jauh mengenai judul di atas, terlebih dahulu pemakalah akan menjelaskan hal-hal berikut ini:
LATAR BELAKANG
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.[1] Sedangkan data merupakan salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset[2] atau penelitian. Jadi sumber data yang dimaksud dalam hal ini ialah sumber data yang digunakan dalam sebuah penelitian atau riset.

Menurut Arikunto, untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data maka ia mengklasifikasikannya menjadi tiga tingkatan huruf dari bahasa Inggris, yaitu:
P    = person, sumber data berupa orang
P    = place, sumber data berupa tempat
P    = paper, sumber data berupa simbol.[3]

Sehubungan dengan hal di atas maka sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian dikenal dengan 3 penelitian yaitu:
1. Penelitian populasi
2. Penelitian sampel
3.  Penelitian kasus

Pemakalah akan membahas lebih jauh tentang dua saja, yakni populasi dan sampel. Populasi yaitu seluruh subjek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti.

B.     RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka pemakalah akan membatasi pembahasan makalah ini pada: 
1.  Pengertian poulasi dan sampel
2. Teknik sampling

C.    TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dari makalah ini ialah: 
1.  Mengetahui dan memahami tentang populasi dan sampel
2. Mengetahui teknik pengambilan sampel

Sedang manfat yang diharapkan dari makalah ini ialah: 
1. Menambah wawasan pemakalah dan pembaca tentang populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
2. Membantu pemakalah dan pembaca dalam pengambilan sampel sekiranya melakukan sebuah penelitian

PEMBAHASAN
SUMBER DATA POPULASI DAN TEKNIK SAMPLING


Populasi dan sampel merupakan dua istilah kunci yang selalu muncul dalam kegiatan penelitian, terutama penelitian kuantitatif atau penelitian deskriptif non-kualitatif. Pemilihan populasi dan sampel merupakan langkah dan tahapan penting dalam penelitian. Kedua istilah ini memiliki hubungan yang sangat erat. Karena menurut Sutrisno Hadi, sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi.[4]

A.    POPULASI
1.      Pengertian Populasi
Populasi adalah seluruh subjek penelitian. Menurut Nurul Zuriah populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.[5]Menurut Ary, et all. (1979), populasi adalah semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan  secara jelas, atau kelompok lebih besar  yang menjadi sasaran generalisasi. Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Ubaidat, et all. (1987), bahwa populasi penelitian adalah sekumpulan individu yang diteliti. Pernyataan ini dipertegas oleh Ibnu, et all. (2003), bahwa populasi adalah semua subjek atau objek sasaran penelitian.[6]

Pengertian lain menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1983: 141) dalam S. Margono (1997).[7]

Pengertian menurut beberapa para ahli di atas, pemakalah dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek atau objek yang menjadi sasaran dalam sebuah penelitian. Wujudnya beraneka ragam, yakni manusia, hewan, tumbuhan, benda-benda, barang-barang yang dibuat oleh manusia seperti hasil kerajinan, barang-barang yang alami seperti pasir, fenomena-fenomena yang terjadi, nilai tes, kata atau kalimat, dokumen, barang cetak, dan lain-lain.

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi.

Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Misalnya ingin mengetahui kemampuan santri Pesantren Thawalib Parabek Bukititnggi dalam membaca kitab standar. Setelah diadakan penelitian kepada seluruh santri Pesantren Thawalib Parabek Bukittinggi maka disimpulkan bahwa seluruh santri  Pesantren Thawalib Parabek Bukittinggi “mampu” atau “tidak mampu”.

2.      Macam-Macam Populasi
a.       Dilihat dari jumlahnya, maka populasi ada dua macam:
1)      Jumlah terhingga, terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu. Misalnya, semua orang yang terdaftar dalam angkatan laut pada hari tertentu atau semua mahasiswa yang terdaftar mengambil suatu mata kuliah.
2)      Jumlah tak hingga, terdiri dari elemen yang sukar sekali dicari batasannya. Misalnya, semua jenis senjata yang diperbolehkan oleh undang-undang. Mungkin saja senjata itu kini sudah jadi, sudah direproduksi, tetapi mungkin belum diproduksi oleh pabrik, atau bahkan sudah rusak dan dimusnahkan.[8]

b.      Berdasarkan kategorinya, populasi dibagi menjadi dua:
1)      Populasi teoritis (Theoritical population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian, agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan terdiri dari guru; berumur 25 sampai 40 tahun, program S-1, jalur tesis, dan lain-lain.
2)      Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Padang terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoritis.[9]

c.       Berdasarkan sasarannya, populasi dibagi juga menjadi dua:[10]
1)      Populasi secara umum, yakni seluruh elemen yang terdapat dalam objek penelitian. Misalnya seluruh guru MAN di Kab. Agam.
2)      Populasi target, yakni elemen khusus dari populasi umum. Misalnya, jika populasi umumnya ialah seluruh guru MAN di Kab. Agam, maka populasi targetnya adalah seluruh guru Bahasa Arab MAN di Kab. Agam.

d.      Berdasarkan sifatnya, populasi dibagi menjadi 2 (dua) macam:
1)      Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
2)      Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen.[11]

B.     SAMPEL
1.      Pengertian Sampel
Setiap penelitian memerlukan sejumlah data yang harus diselidiki. Baik berupa orang atau manusia, benda, hewan, dan data-data kuantitatif lainnya. Maupun nilai, kata, kalimat, paragraf, fenomena-fenomena yang terjadi, dan data-data kualitatif lainnya. Idealnya seorang peneliti harus meneliti data populasi secara keseluruhannya. Namun, jika data populasi tersebut terlalu besar maka peneliti cukup mengambil sampel yang representatif yaitu yang mewakili populasi atau keseluruhan data. Setelah menyelidiki sampel itu peneliti mengambil kesimpulan secara generalisai yang berlaku untuk populasi. Misalnya, jika seorang peneliti ingin mengetahui manisnya segelas air kopi, maka peneliti cukup dengan mencicipi satu atau setengah sendok saja. Maka peneliti akan tahu kalau air kopi tersebut manis atau tidak manis yang berlaku untuk segelas air kopi.

Penjelasan di atas telah menggambarkan bahwa sampel itu adalah sebagian data atau mewakili populasi yang akan diteliti. Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi.[12]Menurut pendapat lain, sampel adalah kelompok kecil yang diamati (Ary, et all., 1979). Kemudian juga semakna dengan ini dikemukakan oleh Ubaidat, et all (1987) dan Nazir (1988), bahwa sampel merupakan bagian dari populasi.[13] Misalnya, apabila seseorang ingin meneliti Efektifitas Metode Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah (MA) se-Sumatera Barat. Tentunya tidak mungkin peneliti akan meneliti secara langsung ke semua Madrasah Aliyah yang ada di Sumatera Barat. Mengingat jumlah atau populasi MA baik negeri maupun swasta terlalu besar. Untuk itu, peneliti memilih beberapa MA untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Hasil dari penelitian tersebut diberlakukan untuk semua MA yang ada di Sumatera Barat.

Dinamakan penelitian sampel apabila peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang berlaku untuk populasi. Secara ringkas dapat kita lihat pada bagan berikut ini:

2. Dasar-Dasar Pertimbangan Pengambilan Sampel
a.       Ukuran populasi.

Menurut S. Margono (1997: 121-125) dalam buku Nurul Zuriah ada 6 (enam) hal yang menjadi dasar pertimbangan sebuah penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel, antara lain sebagai berikut:
Populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Oleh karena itu, sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar.
b.      Masalah biaya.
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar objeknya maka semakin besar pula biaya yang diperlukan.
c.       Masalah waktu.
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan itu, apabila waktu yang tersedia terbatas maka penelitian sampel lebih tepat.
d.      Percobaan yang sifatnya merusak.
Banyak percobaan yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi, karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya.
e.       Masalah ketelitian.
Masalah ketelitian adalah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dalam melaksanakan tugasnya.
f.       Masalah ekonomis.
Penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.[14]

Menurut Arikunto ada beberapa alasan jika seorang peneliti menggunakan penelitian sampel:
a.       Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan degan populasi, maka kerepotannya tentu kurang.
b.      Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati.\
c.       Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efisien (dalam arti uang, waktu, dan tenaga).
d.      Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti deskruktif (merusak).
e.       Ada bahayanya bisa dari orang yang mengumpulkan data. Karena subjeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi lelah, sehingga pencatatannya bisa menjadi tidak teliti.
f.       Ada kalanya memang tidak memungkinkan melakukan penelitian populasi.[15]

3.      Taknik Pengambilan Sampel
Setelah jumlah sampel yang akan diambil dari populasi telah ditentukan, selanjutnya pengambilan sampel pun harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan dalam bentuk tekniksampling. Adapun cara-cara atau teknik sampling tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
a.      Sampel random atau sampel acak, sampel campur
Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama.[16]Dimaksud dengan acakan atau random ialah kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.[17]

Menurut Arikunto, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.[18]

Supaya perolehan sampel lebih akurat, diperlukan rumus-rumus penentuan besarnya sampel, antara lain disebutkan di bawah ini:
1)      Dengan rumus Jacob Cohen:
Dengan keterangan:
N         = Ukuran sampel
f2         = Effect Size
u          = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L          = Fungsi power dari u, diperoleh dari table, t.s. 1%
Power (p)= 0.95 dan effect size (f2) = 0,1

Harga L table dengan t.s. 1% power 0.95 dan u = 5 adalah 19,76. Maka dengan rumus tersebut didapat:

2)      Dengan rumus berdasarkan proporsi, ada dua rumus:
a)      Dikemukakan oleh Issac & Michel:
Di mana:
S = ukuran sampel                               N = ukuran populasi
P = proporsi dalam populasi                d = ketelitian (error)
   = harga table chi-kuadrat untuk ∞ tertentu

b)      Dikemukakan oleh Paul Leedy:
Di mana:  N           = ukuran sampel
Z          = Standard score untuk ∞ yang dipilih
e          = sampling error
P          = Proporsi harus dalam populasi[19]

Cara lain yang digunakan dalam pengambilan sampel dengan teknik ini ialah:
1)      Cara undian
Cara ini member nomor-nomor pada seluruh anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor-nomor sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan.[20] Adapun langkah-langkahnya ialah sebagai berikut:
a)      Membuat daftar yang berisi semua subjek, objek, peristiwa, atau kelompok-kelompok yang akan diselidiki.
b)      Memberi kode yang berupa angka-angka untuk semua yang akan diselidiki.
c)      Menulis kode tersebut masing-masing pada selembar kertas kecil.
d)     Menggulung setiap kertas kecil berkode tersebut.
e)      Memasukkan gulungan-gulungan kertas tersebut dalam kaleng
f)       Mengocok baik-baik kaleng tersebut.
g)      Mengambil satu persatu gulungan tersebut sejumlah kebutuhan.[21]

2)      Cara ordinal/sistematis
Menurut Vockel (1983), cara ini merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan sistem tertentu di mana pemilihan anggota sampel setelah dimulai dengan pemilihan secara acak untuk data pertama dan berikutnya secara interval tertentu.[22]Misalnya setelah 1000 orang subjek kita beri nomor untuk sampel 200 orang, kita membuat 5 gulungan kertas dengan nomor 1,2,3,4,5. Kita ambil satu, misalnya setelah dibuka tertera angka 3. Oleh karena sampel kita 200 padahal populasinya 1000 maka besarnya sampel seperlima dari populasi. Demikianlah maka kita ambil nomor dengan melompat setiap 5 subjek, mulai dari nomor 3, lalu 8,13,18,23, dan seterusnya. Kalau sudah sampai nomor terbawah padahal belum diperoleh 200 subjek, kita kembali ke atas lagi.

3)      Menggunakan tabel bilangan random
Langkah-langkah peneliti untuk memilih sampel:
a)      Membuat daftar nomor dan nama subjek
b)      Membuat tabel yang berisi nomor-nomor subjek
c)      Menjatuhkan pensil secara sembarangan pada petak-petak tabel yang berisi nomor-nomor sampai diperoleh sebanyak anggota sampai dibutuhkan

b.      Sampel berstrata atau stratified sampling
Teknik ini biasa digunakan apabila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat-tingkat. Misalnya untuk mengetahui prestasi belajar rata-rata suatu MA, maka sampelnya adalah murid kelas X, kelas XI, dan kelas XII.

c.       Sampel proporsional atau proportional sampling
Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Misalnya, penelitian mengambil 50 anak pandai dan 50 anak bodoh dengan mendasarkan pada tingkat IQ mereka, maka perbandingan kedua kelompok tersebut disertai dengan teknik random, adakalanya tidak. Apabila teknik proporsional sampling disertai random maka disebut proporsional random sampling.

d.      Sampel bertujuan atau purposive sampling
Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek didasarkan pada tujuan tertentu. Yakni berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.  Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel. Hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alas an keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

e.       Sampel kuota atau quota sampling
Teknik ini menghendaki pengambilan sampel dengan mendasarkan diri pada Quotum[23] atau jumlah yang sudah ditentukan. Subjek-subjek populasi harus ditetapkan kriterianya untuk menetapkan kriteria sampel. Misalnya sejumlah mahasiswa tingkat V dari beberapa universitas tertentu yang bekerja sambil belajar.

f.       Sampel kembar atau double sampling
Pengambilan sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar, yaitu sampel yang diperoleh misalnya secara angket (terutama angket yang terkirim lewat pos). Maka dari cara itu, ada angket yang kembali dan ada angket yang tidak kembali. Masing-masing kelompok dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan interviu. Jadi sampling kedua ini berfungsi mencek sampling pertama.

g.      Sampel wilayah atau area probability sampling
Sampel wilayah adalah teknik yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi.[24] Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil.

h.      Sampel kelompok atau cluster sampling
Teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok-kelompok yang ada pada populasi. Jadi populasi sengaja dipandang berkelompok-kelompok, kemudian kelompok itu tercermin dalam sampel.


PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pemakalah di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sumber data itu ada dua, yaitu populasi dan sampel
2. Populasi yaitu keseluruhan data atau objek sasaran yang akan diteliti oleh seseorang
3. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang dijadikan data atau objek dalam penelitian.

Sampel yang baik itu ialah sampel yang memiliki populasi. Pengambilan sampel disebut dengan
sampling.
4. Teknik sampling  yaitu:
a.       Sampel random atau sampel acak, sampel campur
b.      Sampel berstrata atau stratified sample
c.       Sampel proporsional atau proportional sample
d.      Sampel bertujuan atau purposive sampling
e.       Sampel kuota atau quota sampling
f.       Sampel kembar atau double sampling
g.      Sampel wilayah atau area probability sampling
h.   Sampel kelompok atau cluster sampling

Penulis: Pausil Abu Qie
BP: 409.054
Mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang 2013


[1] Suharsismi Arikunto. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006) Edisi Revisi VIhal 129
[2] Husein Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) hal 49
[3] Suharsimi Arikunto. ibid
[4] Cholid Narbuko & Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) Cet. XI. hal 107
[5] Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) hal 116
[6] Moh. Ainin. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. (Surabaya: Hilal Pustaka, 2010) Cet. 2. hal. 98
[7] Nurul Zuriah. Ibid
[8] Suharsimi Arikunto. Op. Cit. hal 130
[9] Nurul Zuriah. Op. Cit. hal 117
[10] Sukmadinata dalam Moh. Ainin. Op. Cit. hal 99
[11] Nurul Zuriah. Ibid
[12] Husein Umar. Op. Cit. hal 77
[13] Moh. Ainin. Op. Cit. hal 100
[14] Nurul Zuriah. Op. Cit. hal 120
[15] Suharsimi Arikunto. Op. Cit. hal 133
[16] Suharsimi Arikunto. Op. Cit. hal 134
[17] S. Nasution. Metode Research (Penelitian Ilmiah). (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) Cet VI . hal. 87
[18] Arikunto. Ibid
[19] Suharsimi Arikunto. Op. Cit. hal 135-136
[20] Husein Umar. Op. Cit. hal 83
[21] Cholid Narbuko & Abu Achmadi. Op. Cit. hal 111-112
[22] Husein Umar. Op. Cit. hal 84
[23] Cholid Narbuko & Abu Achmadi. Op. Cit. hal 116
[24] Suharsimi Arikunto. Op. Cit. hal 139

No comments:
Write comments

Recommended Posts × +